Tidak Berubah Sama Sema
Sekali
(Post : Cerita
Yang Sama). Berapa tahun sudah kita lewati dengan cerita yang sama tidak
berubah, selalu saja ada yang basi tidak enak untuk dicerna sedikitpun.
Sepertinya tidak ada beda antara dahulu dengan sekarang. Kalau hidup susah
sudah melekat dalam pakaian keseharian, jangan bermimpi bulan akan keperaduan.
Begitulah nasib dari dahulu sampai sekarang, tidak ada beda bila kesempatan
selalu dipingit oleh kerajaan. Orang dipercaya malah membuat merana. Rasa malu
sudah sangat langka, sampai heran orang akan sang idealis.
Terbalik,
bukan dunia yang terbalik. Tapi otak dan nurani yang jungkir balik. Orang tua
bersusah payah mengorek bumi untuk sapih sang jabang bayi memegang toga.
Selesai toga diraih hanya mengkilat sekejapan, tidak bisa menuai asa.
Kesempatan masih milik keraton yang tidak bisa sembarang dibagi. Kalau mau
harus berkorban, bukan dengan rasio, tetapi dengan akal bulus, fulus maka akan
mulus.
Apa beda dulu dengan sekarang bila reformasi
hanya jadi repot nasi?. Tetangga lapar tidak peduli mengeluhkan gaji yang tak
kunjung naik. Uang 10 ribu sehari untuk 4 mulut kering dan pecah kekurangan
gizi yang ditebus kayuhan sepeda ojek di Harmoni tetap tak terasa di ruang
sejuk AC mahal jalan Proklamasi. Lahir bukan pilihan, sekolah bukan jaminan,
dan otak bukan ukuran, bila semua kesempatan dicuri oleh sang Demang Kebijakan.
Kejadiannya tetap sama. Nasib kebanyakan cuma batu loncatan yang biasa untuk diinjak
untuk terbang ke langit. Tidak penting untuk dipecahkan dan diperhatikan dengan
seksama, cukup dibicarakan di mimbar ruang karpet merah Persia atau di
pelataran aspal hotmix bilangan Senayan yang rindang selalu tertutup payung
besar teduh dan hijau.
Semua tetap sama dulu dan sekarang, tiada
beda. Permainan lama dengan aturan berbeda semakin cerdik dan pintar. Tak bisa
bicara, bebas bicara yang tidak ada artikulasi suara dan makna. Semua ada tapi
tak ada dan tiada. Miskin yo makin miskin, mau kaya jangan berasio ......
Karena kesempatan bukan idealisme. Suara semakin kacau dan tulisan semakin
melantur,.... tak usah dibahas. Percuma saja...??#*,!!. (Post : Cerita Yang
Sama).
Rulianto Sjahputra